Sejalan dengan berkembangnya teknologi semikonduktor di dunia membuat para perancang sistem kendali mulai melirik teknologi ini. Disamping teknologi ini ringan dan kecil, dari segi harga pun teknologi ini relatif murah dibandingkan dengan sistem kendali yang masih menggunakan sistem konvensional.
Latar Belakang Inverter (dari Segi Sistem Kendali Motor)Pada zaman dahulu kala semua peralatan bergerak (contohnya adalah kereta listrik) masih menggunakan DC drives (motor listrik dengan sumber DC). Salah satu kelemahan dari DC Drive adalah pemakaian sikat arang dan cincin belah (commutator) sebagai penghubung aliran arus dari terminal motor listrik ke koilnya. Cincin belah (commutator) dan sikat arang pada motor DC berfungsi sebagai pencacah arus searah (DC) agar koil motor menjadi kutub medan magnet yang berlawanan sehingga motor dapat berputar. Kedua piranti tersebut akan saling bergesekan pada saat motor berputar sehingga mengakibatkan sering ausnya sikat arang (yang terbuat dari batangan karbon murni).
Penggantian sikat arang (brushtel) dari motor DC seolah-olah menjadi sebuah kebutuhan yang harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Berbeda halnya dengan motor AC (AC Drive), peralatan penggerak ini tidak menggunakan sikat arang karena sumber aliran listrik adalah bolak-balik (alternating current).
Ada kelemahan tentunya ada pula kelebihanya, meskipun DC drive merepotkan dari segi maintenance namun peralatan penggerak ini mudah dikendalikan kecepatanya dengan menggunakan sistem eksitasi tegangan pada belitan stator motor. Selain itu di dalam motor DC itu sendiri bisa dipasang DC coupling sebagai metode perlambatan (DC break) motor.
Sedangkan untuk AC Drive tidak memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, AC Drive cenderung mengandalkan sistem ON-OFF dan pengaturan kecepatan yang ada pun terbatas pada jumlah kelipatan belitan motor yang tersedia. Untuk aplikasi penggerak kereta listrik dan lift misalnya, tentunya pemakaian AC Drive tidak memungkinkan. Dengan adanya teknologi inverter maka kelebihan-kelebihan yang terdapat pada motor DC tersebut pun juga bisa diaplikasikan ke dalam motor AC.
Latar Belakang Inverter (dari Segi Sistem Tenaga Listrik)Sistem tenaga listrik belakangan ini menjadi sebuah aset yang vital dalam dunia produksi, terutama pada sistem produksi yang memerlukan sumber listrik secara keseluruhan (sebagai contoh: kilang minyak, pabrik-pabrik, server, dll.). Hilangnya pasokan listrik tentunya akan membuat proses produksi terhenti bahkan bisa merusak hasil produksi yang ada. Untuk menghindari permasalahan tersebut maka perlu dibuat sebuah sistem tenaga listrik cadangan (backup power).
Pada awalnya backup power menggunakan diesel generator, disamping pemakaian bahan bakar yang besar tentunya backup power ini tidak akan handal 100%. Untuk industri yang tidak memperbolehkan hilangnya sumber listrik tentunya harus menyiagakan diesel generator (standby) dalam kondisi mesin berjalan (running) agar apabila sewaktu-waktu sumber listrik hilang maka diesel generator segera
mengambil alih dan memberikan sumber daya listrik yang hilang tersebut (diesel generator harus dalam kondisi synchro dengan sumber utama, misal: PLN). Hal inilah yang membuat pemakaian diesel generator kurang handal. Salah satu sumber daya listrik yang mudah dan handal untuk digunakan adalah batre yang dapat diisi ulang atau battery rechargeable (DC). Battery akan terisi arus listrik pada saat sumber utama masuk dan battery akan menyuplai arus listrik ketika sumber utama hilang, namun battery hanya bekerja pada sistem arus searah atau direct current (DC).
Untuk sumber arus bolak-balik (AC) diperlukan peralatan semi-konduktor yang dapat merubah/menyearahkan arus bolak-balik menjadi searah (DC). Perangkat pengubah AC menjadi DC ini dinamakan rangkaian penyearah (rectifier) dengan komponen utamanya adalah dioda. Jika pemanfaatan teknologi semi-konduktor bisa merubah arus bolak-balik (AC) menjadi searah, kenapa tidak dicoba untuk sebaliknya (DC menjadi AC). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka dirancanglah suatu rangkaian gabungan beberapa unit semi-konduktor menjadi satu paket dengan istilah inverter atau lebih dikenal sebagai UPS (uninterruptible power suply).
Pengertian InverterInverter merupakan rangkaian elektronika daya yang berfungsi sebagai pengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC) dengan menggunakan metode switching dengan frekuensi tertentu. Switching itu sendiri adalah proses perpindahan antara kondisi ON dan OFF ataupun sebaliknya. Pencacahan arus DC dengan proses switching ini dimaksudkan agar terbentuk gelombang AC yang dapat diterima oleh peralatan/beban listrik AC.
Komponen utama yang digunakan dalam proses switching sebuah inverter haruslah sangat cepat, sehingga tidak memungkinkan bila digunakan saklar ON-OFF, relay, kontaktor dan sejenisnya. Akhirnya dipilihlah peralatan-peralatan semi-konduktor yang mampu berfungsi sebagai saklar/pencacah tegangan, selain itu juga mampu melakukan proses switching dalam tempo yang sangat cepat. Contoh semi-konduktor tersebut a.l. transistor, UJT, IGBT, dan sejenisnya.
Pemilihan komponen yang akan digunakan di dalam pembuatan inverter harus memperhatikan dan membandingkan antara kemampuan komponen dengan nilai nominal tegangan dan arus yang akan diberikan. Proses pengaturan switching komponen semi-konduktor dapat dilakukan dengan menggunakan timer digital atau pulse generator, dapat juga dengan menggunakan microchip microcontroller untuk aplikasi sistem yang lebih inverter terprogram.
Contoh Rangkaian InverterSalah satu contoh rangkaian Inverter adalah sbb.:
Aplikasi Teknologi InverterTeknologi inverter berkembang sangat cepat, bahkan secara tidak langsung teknologi ini sudah berada ditengah-tengah kehidupan kita. Sebagai contoh adalah: Air Conditioner dengan teknologi inverter (saving energy), UPS komputer untuk perkantoran, Sollar Cell, kereta listrik (dengan motor AC), dan tentunya masih banyak lagi. Bahkan ada juga inverter yang dimanfaatkan sebagai pelebur logam dengan memanfaatkan kemampuan inverter dalam menghasilkan frekuensi tinggi.